Anggota Komisi V DPR RI, Fauzih Amro. Foto : Kabarparlemen.com. |
"Dalam rangka menekan tingkat kecelakaan bidang
perhubungan, maka alokasi anggaran khususnya perhubungan udara dan
perkeretaapian dialokasikan 20 – 25% ," kata anggota Komisi V DPR RI,
Fauzih Amro saat memberikan pandangan pada Rapat Dengar Pendapat dengan
Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan dengan Komisi V DPR
RI, di Ruang Rapat Komisi V, Komplek DPR/MPR/DPD RI, Jakarta (28/9).
Menurutnya, Kementerian Perhubungan harus memperhatikan keselamatan
bandara terutama di Indonesia Timur lebih khusus Papua, yang menurutnya
sangat tidak safety.
"Bandara-bandara di Papua tidak ada safety, seperti Bandara Subham di
Yahukimo. Kalau tidak diperhatikan safety-nya lebih baik ditutup aja,
karena keselamatan penumpang jauh lebih penting,"tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Damayanti Wisnu
Putranti. Menurutnya fasilitas penunjang keselamatan sejumlah bandara
di Papua terutama Bandara Subham di Yahukimo, sangat jauh dari
persyaratan safety.
Namun ia tidak setuju dengan pendapat Fauzih Amro yang
mengusulkan penutupan bandara di Papua yang dinilai tidak safety.
Karean menurut Damayanti, penutupan bandara
terutama di Yahukimo, akan membuat masyarakat disana, makin terisolir.
"Tidak ada jalur penghubung keluar dan masuk Yakikomo baik melalui
jalur darat maupun sungai. Satu-satunya jalur penghubung ke Yahukimo
adalah lewat udara,"ujar politisi PDIP yang suka mengenakan pakaian
serba warna ungu ini.
Sumber : Kabarparlemen.com
0 komentar:
Posting Komentar