DPR Minta Pemerintah Serius Kembangkan Buah Lokal

Pedagang buah menunggu pembeli di Pasar Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah, (28/1/2013). Dalam satu bulan ini buah lokal mendominasi pasar setelah pasokan buah impor mulai terbatas dengan harga dua kali lipat lebih tinggi di pasar. (KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)
JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan buah impor baik di pasar tradisional maupun ritel modern menjadi hal yang taidak dapat dipungkiri oleh pemerintah.

Salah satu Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) Fauzih Amro mengeluhkan keberadaan buah impor yang beredar hingg pasar tradisional.

Dirinya mengusulkan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk lebih fokus mengembangkan buah-buah lokal yang bisa bersaing dengan buah impor.

"Ditjen hortikultura harus lebih fokus bagaimana (mengembangkan) keberadaan buah-buah lokal. Sekarang buah-buah impor sudah sangat dominan sehingga tidak ada kita temukan buah-buah lokal di tempat tempat penjualan buah," tegasnya saat rapat kerja Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta, Senin (12/6/2017).

Dia menjelaskan, pemerintah yakni Kementan dan Kementerian Perdagangan agar bisa mengatur tata niaga terkait komoditas buah-buahan.

"Menurut saya perlu tata niaga dengan Kementerian Perdagangan," tambahnya.
Menurutnya, jangan sampai terjadi kejadian importasi singkong yang menjadi sorotan banyak pihak meskipun Indonesia sangat mampu memproduksi singkong dalam jumlah yang besar.
"Misalnya kemarin masalah singkong, padahal tidak ada niat (impor) dari Kementerian Pertanian, tetapi ada niatnya dari Perdagangan yang mengimpor singkong. Hal-hal seperti iti sebaiknya dikoordinasikan dengan Perdagangan," tambahnya.

Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan, pihaknya akan mengembangkan tanaman buah pada program kerja pada tahun ini dan tahun 2018 mendatang.
Advertisment

"Kegiatan kegiatan utama yang diusulkan melalui mekanisme APBN 2017 dan 2018. Yaitu produksi bibit atau benih buah mangga 1,3 juta batang, jeruk 1,4 juta batang, manggis 326.000 batang," jelas Mentan Amran.

Selanjutnya, buah salak 1,7 juta batang, durian 937.000 batang, pisang 2,1 juta batang, apel 361.000 batang, pepaya 2 juta batang.

Selain pengembangan benih, pihaknya juga akan mengembangkan kawasan produk hortikultura, akan tetapi Mentan tak menjelaskan lebih lanjut terkait lokasi mana saja yang akan dijadikan sentra buah dan produk hortikultura.

"Selain itu pengembangan kawasan buah jeruk, mangga, manggis, salak, pisang, apel, pepaya seluas 906.000 hektar termasuk bawang putih," papar Mentan Amran.

Sementara itu, berdasarkan data Kementan volume ekspor buah-buahan Indonesia pada tahun 2015 mencapai 68.556 ton, dengan nilai ekspor sebesar 37,7 juta dollar AS. '

Namun volume ekspor Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan volume impor yang mencapai 344.221 ton pada tahun 2015, dengan nilai impor sebesar 534,83 juta dollar AS.***
Share on Google Plus

0 komentar:

Posting Komentar